Rappeling


3 hari, Selasa-Kamis (26-28 Desember 2017) mengikuti Dauroh Murobbi di Solo. Selama 3 hari banyak ilmu, pengalaman dan teman baru yang didapat. Salah satunya adalah rappeling atau turun tebing.

Rappeling dari gedung lantai paling atas, lupa lantai berapa. Ini pengalaman rappeling kedua setelah dulu saat SMA pernah mengikuti bhayangkara dan salah satu kegiatannya adalah rappeling.

Takut ketinggian, sudah pasti, dulu manjat pohon jambu sudah biasa, sekarang boro-boro, kalau pun manjat paling cuma berani 3 meter di atas permukaan tanah ^^.

Pas tau seberapa ketinggian yang dibuat rappeling agak shock juga, karna yang pertama dulu tidak setinggi ini, namun bismillah, mencoba berani, akhwat harus tangguh, berani dan kuat.

Tiba giliran ku, ku naiki tangga lantai menuju ke atas satu demi satu, hingga akhirnya di puncak, sempat melirik ke bawah yang ternyata malah membuatku semakin ngeri, jadilah fokus pada instruksi yang mendampingi.

Akhirnya, dimulailah rappeling kedua ku. Posisi awal aku sudah salah, jadilah kepala ku meluncur ke bawah dengan mulusnya, namun alhamdulillah aku tidak panik sama sekali, biasa saja, entah ini efek apa, aku langsung memperbaiki posisi kaki ku dan ya akhirnya bisa turun dengan lancar.

Kenapa kepala ku bisa langsung meluncur ke bawah, karna saat posisi awal untuk turun kaki ku tak lurus/ tertekuk jadilah begitu, di awal sudah dijelaskan oleh pendampingnya, tapi kan terkadang teori tak semudah praktek, mana lagi dulu aku rappeling dari jembatan bukan dari gedung, sehingga dulu ya turun, turun saja tanpa harus kaki menapaki tembok saat turun (untuk pemula). Kalau yang sudah ahli, mereka langsung turun tanpa menapak di tembok, kalau pun menapak hanya sesekali.

Pengalaman yang luar biasa dan benar-benar bisa menjadi latihan untuk mengontrol diri dan yang pasti uji keberanian menghadapi ketinggian. Tapi kalau disuruh memilih, aku lebih memilih rappeling daripada flyng fox. ^^

0 Response to "Rappeling "

Posting Komentar